Tidak mudah mendatangkan pemain asing
baru yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan tim Persib Bandung.
Selain sabar, pelatih Persib Drago Mamic pun mengatakan ia harus
hati-hati dalam memilih pemain baru. Itu karena Mamic menginginkan
pemain yang memiliki kualitas tinggi untuk bisa menambah kekuatan tim.
Mamic mencontohkan beberapa kasus yang
menyulitkan untuk bisa mendatangkan pemain berkualitas ke tim Persib.
Salah satunya mengenai pemain asal Korea Selatan yang beberapa waktu
lalu ikut berlatih bersama Maman Abdurahman dan kawan-kawan.
Secara general Mamic menyatakan harus
berhati-hati dalam merekrut pemain asal Korea. Berdasarkan pengalamanya
sebagai pelatih, pemain asal Korea ini sering kali mengalami kesulitan
beradaptasi di dalam tim baru. Pemain Korea biasanya mampu mengeluarkan
kemampuan terbaiknya jika sudah berada di dalam satu klub dalam jangka
waktu lama.
“Terkadang mereka (pemain asal Korea)
sulit beradaptasi dengan tim baru. Kalau kamu lihat tim dari Korea,
mereka bermain seperti mesin. Kalau kamu mengambil salah satu bagian
dari mesin itu dan menaruhnya di merek mobil lain (tim lain), mereka
tidak mudah beradaptasi,” terang Mamic usai memandu timnya latihan di
Stadion Siliwangi, Senin 5 Maret.
Mamic mengatakan dua pemain asal Korea
Selatan yang sempat merapat ke Persib memiliki riwayat karier dan
bermain di klub bagus. Namun saat melihat mereka di lapangan dalam 2
kali sesi latihan, Mamic tidak melihat ada yang spesial.
“Kita mencari pemain yang bisa
memberikan sesuatu yang spesial untuk kita. Saya tidak membutuhkan
kuantitas tapi kualitas. Bukan semata hanya untuk memenuhi kuota 5
pemain asing saja. Pemain baru itu harus memiliki kualitas di atas
pemain yang sudah ada di tim saat ini,” tegas Mamic.
Saat ditanya mengenai pemain rekomendasi
darinya, mengingat Mamic pun berpengalaman melatih di negara Asia, ia
tentu memiliki rekomendasi. Namun ada beberapa catatan yang ternyata
memang menyulitkan, diantaranya berurusan dengan kocek.
“Saya tentu punya rekomendasi. Ada
pemain saya yang bermain di Seoul. Dia pemain saya dari Dalian Shide
(China). Saya menghubunginya dan dia bilang tidak akan datang ke sini
tanpa bayaran 20 ribu dollar,” ungkap Mamic.
Hal serupa dengan pemain yang bisa Mamic
rekomendasikan dari India. Mamic mengatakan ada seorang pemain depan
asal India, Sunil Chhetri. Namun lagi-lagi, bandrolnya tidak kurang dari
20 ribu dollar atau sekitar 1,9 miliar rupiah.
Lain halnya dengan pemain dari Myanmar.
Pernah melatih tim nasional Myanmar, Mamic pun punya striker jagoannya
di tim tersebut. Menurut Mamic dia seorang striker bagus. Namun
kendalanya, pemain tersebut bekerja di kantor pemerintahan setempat dan
tidak bisa meninggalkan pekerjaannya.
“Apalagi dari China, mereka membayar
pemain 3 ribu dollar, untuk bonusnya saja. Saya bisa saja membawa satu
pemain besar, tapi jika kemudian dia menderita cedera untuk jangka 6
bulan, kita tidak mendapat apa-apa. Seperti Ryota Miki, dia datang atas
rekomendasi saya dari pelatih di Jepang. Tapi kemudian dia cedera.
Memang ada resiko-resiko seperti itu,” kata Mamic.
Kendala lain yang dihadapi dalam
merekrut pemain asing adalah persoalan durasi kontrak. Mamic mengaku ada
striker dari Korea, namun pemain tersebut menghendaki durasi kontrak 1
tahun dan tidak menginginkan kontrak dengan sisa bulan di kompetisi
musim ini.
“Memang tidak mudah untuk mendatangkan
pemain yang berkualitas bagus. Banyak pemain yang bagus tapi tidak mudah
mendatangkan kesini dan untuk beradaptasi di sini,” pungkas Mamic. (Rahmat)
Sumber : simamaung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar